Menganalisis Siswa dan Konteks Pembelajaran
3.1 Analisis Pembelajar/ Analisis Siswa
Analisis pembelajar atau analisis karakteristik siswa
merupakan kegiatan melakukan pengamatan, namun sebelumnya dapat
mempertimbangkan siapa pembelajar untuk tepat instruksi tertentu. Kita akan
merujuk pada peserta didik yang merupakan target populasi.
Kadang-kadang target populasi juga
disebut sebagai tujuan sasaran atau kelompok sasaran. Hal ini disebut
menggunakan deskriptor seperti usia, tingkat kelas, topik yang dipelajari,
pengalaman kerja, atau posisi pekerjaan/ jabatan. Sebagai contoh, satu perlengkapan
bahan mungkin ditujukan untuk suatu sistem program, kelas lima merupakan kelas
tingkat membaca, kelompok menengah, atau tingkat sekolah tinggi. Contoh-contoh
ini adalah jenis dari deskripsi yang biasanya tersedia untuk bahan pengajaran.
Namun desainer instruksional harus memahami penjelasan umum dan lebih spesifik
tentang keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk siapa bahan yang
ditujukan.
Hal ini penting untuk membuat perbedaan
antara target populasi dan apa yang disebut sebagai uji coba terhadap peserta
didik. Target populasi adalah representasi abstrak dari jangkauan terluas
mungkin semua pengguna, seperti mahasiswa, siswa kelas desainer untuk instruksi
yang akan dikembangkan. Hal ini diasumsikan bahwa uji coba peserta didik
terhadap anggota target populasi.
Informasi apa yang perlu diketahui desainer tentang
target populasi mereka? Informasi yang berguna yaitu (1) pengetahuan awal, (2)
pengetahuan yang diperlukan suatu topik, (3) sikap terhadap materi pembelajaran
dan cara penyampaian (4) motivasi akademik, (5) tingkat pendidikan dan
kemampuan siswa, (6) pemilihan pembelajaran umum, (7) sikap terhadap kelompok
dalam memberikan pembelajaran (8) karakteristik kelompok. Hal tersebut dirinci
dengan masing-masing kategori.
1)
Pengetahuan Awal
Sebelum memulai instruksi/pembelajaran,
anggota populasi harus sudah menguasai keahlian tertentu (misalnya pengetahuan
awal) yang terkait dengan tujuan pembelajaran. Sumber penelitian juga membahas
karakteristik lain dari peserta didik, dikategorikan sebagai khusus atau umum
yang mendasar, yang berhubungan dengan pengetahuan peserta didik, pengalaman,
dan sikap. Ini juga mempengaruhi hasil dari pembelajaran siswa.
2)
Pengetahuan Sebelumnya Tentang Suatu Topik
Pada dasarnya penting untuk menentukan
apa yang sudah diketahui tentang topik yang akan diajarkan, terkadang siswa
benar-benar tidak menyadari atau kurang memahami pengetahuan tentang subjek
yang dipelajari. Selanjutnya, siswa hanya memahami sebagian atau kesalahpahaman
tentang topik tersebut. Ketika kita mengajar, peserta didik dapat mencoba untuk
menafsirkan apa mereka pahami dan yang mereka ketahui dari pembelajaran
sebelumnya. Mereka membangun pengetahuan baru dengan didasari pemahaman mereka
sebelumnya, karena itu, sangat penting bagi para desainer untuk menentukan
jangkauan dan sifat dari pengetahuan siswa sebelumnya.
3)
Sikap terhadap Isi Materi dan Cara Penyampaian
Siswa mungkin memiliki kesan atau sikap
tentang topik yang akan diajarkan dan bahkan mungkin bagaimana pembelajaran
akan disampaikan. Para desainer harus menentukan, dari sampel perlengkapan
pembelajar, berbagai pengetahuan pengalaman sebelumnya, dan sikap terhadap isi
materi yang tercakup dalam instruksi/ pembelajaran. Desainer juga harus
menentukan harapan pembelajar tentang bagaimana instruksi/pembelajaran yang
akan disampaikan.
4)
Motivasi Akademik
Banyak pengajar mempertimbangkan tingkat
motivasi pembelajar sebagai faktor yang paling penting dalam pembelajaran yang
sukses. Guru mengungkapkan bahwa ketika peserta didik memiliki sedikit motivasi
atau ketertarikan terhadap topik, pembelajaran tidak akan berlansung baik.
Keller (1987) mengembangkan model berbagai jenis motivasi yang diperlukan untuk
belajar sukses, dan ia menyarankan bagaimana menggunakan informasi ini untuk
merancang pengajaran yang efektif. Model Keller disebut model ARCS (perhatian,
relevansi, kepercayaan diri, dan kepuasan). Model ini akan dibahas secara rinci
dalam bab tentang strategi pembelajaran; itu akan digunakan di sini untuk
menunjukkan bagaimana untuk mendapatkan informasi dari peserta didik selama
analisis peserta didik.
Keller menyarankan untuk menanyakan
beberapa pertanyaan kepada peserta didik seperti ini: seberapa relevennkah
tujuan instruksional pembelajaran ini terhadap kebutuhan siswa? Aspek-aspek apa
saja yang harus dipenuhi didalamnya? Seberapa yakin siswa dapat berhasil untuk
melakukan tujuan? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan
wawasan pada target populasi dan ke arah masalah pada desain pembelajaran. Hal
ini penting untuk mengetahui bagaimana peserta didik rasakan sebelum Anda
merancang instruksi atau mendesain pembelajaran. Kami akan membahas implikasi
dari motivasi akademik pelajar dan menjelaskan prosedur untuk mengumpulkan data
motivasi setelah mempertimbangkan karakteristik yang lebih umum dari peserta
didik.
5)
Tingkat Pendidikan dan Kemampuan Siswa
Tentukan tingkat prestasi dan kemampuan
umum peserta didik. Informasi ini akan memberikan wawasan ke dalam jenis
pengalaman instruksional. Mereka mungkin memiliki kemampuan tertentu dan
mungkin kemampuan mereka dapat memberikan pendekatan baru dari yang berbeda
berdasarkan instruksi pembelajaran.
6)
Pemilihan Cara Pembelajaran atau Pembelajaran yang disukai
Cari tahu tentang keterampilan populasi
yang menjadi sasaran belajar dan pemilihan pembelajaran umum mereka untuk
mencari cara baru belajar. Dalam kata lain, apakah pembelajar terpaku pada
pendekatan diskusi kuliah/ceramah untuk belajar, atau mereka sukses dengan cara
seminar kelas, studi kasus, kelompok kecil pembelajaran berbasis masalah?
Banyak telah ditulis tentang “gaya belajar” dan menilai gaya pribadi siswa
belajar sehingga pembelajaran yang dapat disesuaikan untuk efektivitas maksimum
pembelajaran. Penelitian menunjukkan bahwa gaya siswa dapat diidentifikasi,
tetapi gaya seperti itu sering berasal dari ekspresi pelajar berdasakan
pengalaman pribadi pada sasat mendengarkan, melihat, membaca, diskusi kelompok
kecil, dan sebagainya.
7)
Sikap Siswa terhadap Organisasi Pelatihan atau Pendidikan
Tentukan sikap terhadap populasi sasaran
kelompok saat instruksi pembelajaran. Apakah mereka pandangan, positif baik
dari managemen maupun rekan-rekan mereka, atau mereka agak kurang merespon
tentang kepemimpinan seseorang dan kemampuan mereka untuk pembelajaran yang
sesuai? Mereka dengan sikap positif tentang kelompok dan rekan-rekan mereka
yang lebih cenderung untuk menggunakan keterampilan.
8)
Karakteristik Kelompok
Sebuah analisis yang cermat dari siswa
akan memberikan beberapa informasi tambahan yang dapat berpengaruh dalam desain
pembelajaran.
Yang pertama adalah tingkat
heterogenitas atau keberagaman dalam populasi sasaran terhadap
variabel-variabel penting. Jelas, mencari cara untuk memahami keragaman sangat
penting. Hal ini tidak hanya menerima deskripsi mengenai peserta didik; hal ini
membutuhkan interaksi dengan peserta didik untuk mengembangkan kesan dari apa
yang diketahui siswa dan yang mereka butuhkan.
Variabel ini akan digunakan peserta
didik untuk memilih dan mengembangkan tujuan untuk pembelajaran, dan hal
tersebut akan mempengaruhi berbagai komponen dari strategi instruksional.
Mereka akan membantu desainer mengembangkan strategi motivasi untuk
pembelajaran dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat digunakan
untuk mengilustrasikan poin-poin tertentu, cara-cara bagaimana pembelajaran
dapat (atau tidak mungkin) akan diberikan atau cara untuk membuat praktek
keterampilan yang relevan bagi peserta didik .
3.2 Mengumpulkan Data untuk Analisis
Pembelajar
Ada berbagai cara untuk mengumpulkan
data tentang peserta didik. Salah satu metode melakukan forum diskusi atau
wawancara terstruktur. Wawancara ini mungkin menghasilkan informasi yang
berharga tentang pengetahuan awal peserta didik, tujuan siswa, sikap tentang
isi, dan laporan individu mengenai tingkat keterampilannya. Desainer juga bisa
mengamati peserta didik dalam konteks kinerja dan instruksional. Entah di situs
atau menggunakan teknologi jarak, desainer bisa mengelola survei dan kuesioner
untuk memperoleh informasi yang sama tentang kepentingan pembelajar, tujuan, sikap,
dan keterampilan laporan diri. Selain laporan diri dan penilaian atasan,
desainer bisa mengelola pretests untuk mengidentifikasi pengetahuan awal
peserta didik yang sebenarnya dan pengetahuan sebelumnya dan keterampilan.
3.3 Analisis Konteks Performansi
Pembelajaran
Para desainer harus memperhatikan
karakteristik dari pengaturan di mana keterampilan dan pengetahuan yang akan
digunakan. Instruksi atau pembelalajaran pada dasarnya harus memenuhi kebutuhan
penilaian. Penilaian kebutuhan harus didasarkan pada indentifikasi kinerja
masalah yang dapat diselesaikan melalui yang dapat memberikan pengarahan bagi
suatu kelompok. Instruksi harus berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan yang
diidentifikasi dari peserta didik melalui keterampilan dan sikap yang digunakan
pada saat proses pembelajaran. Analisa yang akurat dari konteks pembelajaran
harus para desainer untuk mengembangkan pengalaman belajar yang lebih otentik,
sehingga meningkatkan motivasi pembelajar, sikap relevan pada tujuan
instruksional, dan menghubungkan pengetahuan dan keterampilan baru ke aplikasi
kerja.
1) Pengaturan dari Manager/ Kepala
Sekolah dan Supervisor/ Pengawas
Kita harus mengetahui tentang organisasi
pendukung peserta didik agar mereka dapat menerima dan memahami ketika
menggunakan keterampilan baru. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu
pendukung untuk keterampilan baru adalah pengaturan baru (disebut transfer
pelatihan/hasil dari latihan) adalah dukungan yang diterima oleh pelajar. Jika
tim, pengawas, atau rekan mengabaikan keterampilan baru yang diperoleh, maka
penggunaan keterampilan baru itu akan berhenti. Jika salah satu anggota
memiliki kesempatan dan memuji mengenai keterampilan-keterampilan baru dan
kemudian akan terus digunakan, dan mudah-mudahan akan dapat mengatasi masalah
yang diidentifikasi dalam penilaian kebutuhan dasar.
2) Ruang Lingkup Aspek Fisik
Aspek kedua dari analisis konteks adalah
untuk menilai konteks fisik di mana keterampilan akan digunakan. Akan
menggunakan mereka bergantung pada peralatan, fasilitas, peralatan, waktu, atau
sumber daya lainnya? Informasi ini dapat digunakan untuk merancang pelatihan
sehingga keterampilan dapat dipraktekkan kondisi semirip mungkin dengan yang
ada pada aplikasi kerja.
3) Ruang Lingkup Aspek Sosial
Memahami konteks sosial untuk memahami
keterampilan harus diterapkan. Hal ini sangat penting untuk merancang
pengajaran yang efektif. Dalam menganalisis aspek sosial, beberapa pertanyaan
yang berhubungan adalah sebagai berikut. Apakah peserta didik bekerja sendiri
atau sebagai anggota tim? Apakah mereka bekerja secara mandiri dilapangan, atau
mereka akan menyajikan ide dalam pertemuan kelompok atau mengawasi anggota
lain? Apakah keterampilan yang dipelajari sudah dipahami oleh anggota lain,
atau pembelajar menjadi yang pertama.
4) Hubungan Keterampilan untuk Aplikasi
Kerja
Untuk memastikan bahwa keterampilan baru
memenuhi kebutuhan yang diharapkan, kita harus menilai relevansi keterampilan
memenuhi kebutuhan yang dapat teridentifikasi, kita harus menghubungkan
keterampilan yang dipelajari oleh pembelajar sebagai hasil kerja pada aspek
kinerja hasil. Hal ini menguji realitas untuk memastikan instruksi yang
diberikan menjadi solusi, atau bagian dari solusi, untuk memenuhi kebutuhan
awal. Desainer harus menilai kendala fisik, sosial, atau motivasi untuk digunakan
pada keterampilan baru. Kendala fisik mungkin termasuk kurangnya ruang kerja,
peralatan yang usang, waktu tidak memadai atau jadwal, atau anggota yang
terlalu sedikit.
3.4 Mengumpulkan Data untuk Analisis
Kinerja Konteks
Meskipun beberapa analisis instruksional
dapat dilakukan pada proses pembelajaran, analisis konteks membutuhkan desainer
untuk mengamati hasil kerja karena mereka memberikan informasi penting tidak
hanya untuk masukan langsung ke hasil kerja, tetapi juga untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan desainer.
Tujuan analisis konteks harus
direncanakan dengan baik di awal, dengan satu atau lebih tahapan harus dibuat.
Idealnya tahapan ini harus terjadi pada waktu yang sama yaitu saat analisis
instruksional dilakukan. Tempat mengenai spesifik situasi, dan beberapa proses
mungkin telah diidentifikasi dalam penilaian kebutuhan.
Dilakukan kunjungan untuk mengumpulkan
data dari siswa yang memiliki kemampuaan, anggota dan untuk mengamati
lingkungan kerja di mana mereka memiliki keterampilan baru akan digunakan.
Pengumpulan data berdasarkan pada prosedur meliputi wawancara dan observasi.
Wawancara harus dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis dan
melalui situasi atau kinerja tertentu tergantung pada sifat unik dari masing-masing
tempat.
Hasil
Keluaran utama dari tahap penelitian ini
adalah (1) deskripsi tentang lingkungan fisik dan organisasi di mana
keterampilan akan digunakan, (2) daftar faktor-faktor khusus yang dapat
memfasilitasi peserta didik pada penggunaan keterampilan baru.
3.5 Analisis Konteks Pembelajaran
Ada dua aspek pada analisis konteks
pembelajaran yang menentukan apa yang akan dilakukan adalah mereview tempat
dimana instruksi dilakukan. 1) Kompatibilitas dari persyaratan instruksional 2)
Kemampuan adaptasi untuk menstimulasikan tempat kerja. 3) kemampuan adaptasi
dalam penyampaian 4) Faktor-faktor pembelajaran yang mempengaruhi rancangan
pembelajaran dan penyampaiannya. Berikut ini diuraikan dengan singkat
berdasarkan paragraf masing-masing.
1) Kompatibilitas dari Persyaratan
Instruksional
Dalam pernyataan tujuan instruksional
disiapkan pada langkah pertama dari model, yaitu alat lain yang mendukung item
yang dibutuhkan untuk melakukan tujuan yang telah terdaftar. Apakah lingkungan
belajar yang Anda kunjungi termasuk bagian-bagian ini? Dapatkah mereka melakukan
jika mereka diberikan proses pembelajaran? Dan, yang sangat penting, apakah
mereka kompatibel dengan orang-orang di tempat pembelajaran lain yang dapat
digunakan untuk instruksi?
2) Kemampuan Adaptasi untuk
Menstimulasikan dengan Lingkungan Kerja
Masalah lainnya adalah kompatibilitas
lingkungan pada pembelajaran yaitu lingkungan kerja. Dalam pembelajaran,
diupayakan untuk mensimulasikan bentuk faktor-faktor lingkungan kerja yang
penting untuk kinerja dan hasil. Apakah untuk melakukannya dalam konteks
pembelajaran yang ditunjuk atau ditentukan? Apa yang harus diubah atau
ditambahkan?.
3) Kemampuan Adaptasi pada Penyampaian
Daftar persyaratan dari pernyataan
tujuan menunjukan bahwa apa yang harus berkaitan dengan konteks pembelajaran?
Yang termasuk konteks kinerja juga. Mungkin ada keterbatasan lainnya atau
persyaratan yang harus diperhatikan dalam analisis. Ini terkait dengan tujuan
organisasi yang telah ditempatkan pada instruksi. Tentukan apa pendekatan
penyampaian dapat digunakan pada instruksional yang diusulkan.
4) Faktor-faktor Pilihan Pembelajaran
Mempengaruhi Rancangan dan Penyampaian
Untuk alasan apapun keputusan diawal
mungkin telah dikemukakan bahwa instruksi ini akan self-instruksional. Dalam
jenis kasus ini, analisis konteks lingkungan pembelajaran menjadi sangat
penting. Dalam situasi yang ideal, lokasi pembelajaran dan cara penyampaian
akan diputuskan berdasarkan analisis persyaratan dan tujuan instruksional.
Beberapa orang berpendapat bahwa pembelajaran tidak harus disampaikan saat individu
memiliki kebutuhan itu. Ini akan disampaikan, tepat pada waktunya, di
lingkungan kerja, tidak dalam kelompok pengaturan di ruang kelas.
3.6 Sekolah Umum
Sebelum menuju ke bagian ringkasan, kita
perlu meninjau pelajar dan analisis konteks dari dari pandangan desainer yang
akan mengembangkan instruksi untuk sekolah-sekolah umum. Desainer yang
mendukung pembelajaran pelajar dan analisis lingkungan mungkin percaya bahwa
mereka sudah dekat dengan sekolah umum, dan tidak perlu adanya analisis lebih
lanjut. Kami mendorong Anda memperbaharui dasar pengalaman Anda dengan
melakukan analisis yang diusulkan dengan peserta didik, guru, dan ruang kelas
yang khas. Kami juga mendorong Anda untuk berpikir di luar buku teks yang
diterima dan pendekatan kurikulum sekolah panduan untuk publik. Bahwa
pendekatan telah menyebabkan kritik, hal ini mengemukakan bahwa pendidikan
publik menekankan ingatan faktual pada pemahaman konseptual dan masalah buku
teks dari aplikasi yang mendasar. Hal ini menyebabkan tidak hanya untuk
berkurangnya motivasi siswa, tetapi juga ketidakmampuan untuk menghubungkan
pembelajaran untuk aplikasi yang bermakna, yaitu situasi kehidupan nyata
masalah di luar sekolah.
Analisis lain dari konteks kinerja
berkaitan dengan penggunaan keterampilan dan pengetahuan di luar sekolah.
Mengapa siswa belajar keterampilan ini? Apakah mereka menerapkan aplikasi di
rumah atau masyarakat, dalam hobi atau kegiatn rekreasi, atau dalam kegiatan
pendidikan kejuruan atau lebih tinggi? Jika demikian, hati-hati pada aplikasi
kinerja konteks yang membawa mereka ke tahap strategi instruksional desain.
Aplikasi ini persis apa ini diperlukan untuk meningkatkan motivasi, menyediakan
konteks untuk materi baru, contoh-contoh, dan kegiatan praktek desain yang
dilihat relevan dengan siswa. Pada dasarnya, kami percaya bahwa para pelajar
dan langkah konteks analisis dalam model desain instruksional sama penting
untuk desainer sekolah umum.
3.7 Evaluasi dan Revisi Analisis
Instruksional
Kebanyakan desainer meninjau dan
merevisi analisis desain sebelum instruksi materi awal dibuat. Salah satu
komponen dari proses desain untuk tahap awal mencoba adalah membuat analisis
instruksional. Alasan kita membahas uji coba pada bab ini ini, adalah agar uji
coba dapat terjadi pada waktu yang sama saat desainer melakukan analisis
pembelajaran dan konteks. Mereka menganalisis dan membawa desainer ke dalam
konteks dengan peserta didik yang potensial, atau peserta didik baru, yang
dapat meninjau analisis instruksional dengan desainer.
Diagram analisis instruksional
menunjukkan tujuan, langkah-langkah yang diperlukan untuk tujuan,
langkah-langkah yang diperlukan untuk tujuan pembelajaran, keterampilan
bawahan, dan pengetahuan awal yang diperlukan. Dalam meninjau analisis Anda,
pilih beberapa orang yang memiliki karakteristik target populasi.
Anda juga mungkin menjelaskan materi
Anda ke pengawas di lingkungan kerja untuk mendapatkan masukan mereka. Pengawas
dapat memberikan wawasan dari kedua pakar konten dan konteks-kelayakan
perspektif. Masukan dari target peserta didik dan supervisor akan
menandatangani proses, menulis tujuan kinerja dan penilaian, yang tergantung
sepenuhnya pada informasi dari analisis instruksional.
Contoh
Karakteristik peserta didik dalam
mengidentifikasi dan karakteristik kontekstual kinerja dan pengaturan belajar
adalah langkah awal yang penting dalam merancang instruksi. Dalam bagian ini
kami menggambarkan bagaimana karakteristik peserta didik, konteks kinerja
konteks pembelajaran dapat digambarkan menggunakan format matriks dua dimensi.
Contoh untuk Menganalisis Konteks
Pembelajaran
Kategori Informasi Sumber Data Ruang
Lingkup Karakteristik Pembelajaran
1. Jumlah/sifat dari ruang lingkup
2. Ruang lingkup kompabiliti dengan
kebutuhan instruksional.
3. Ruang lingkup kompabiliti dengan
kebutuhan pembelajar.
4. Kelayakan pada simulasi lingkungan
kerja Wawancara; Manager;
Ruang lingkup kunjungan;
PERMASALAHAN :
Pada analisis pembelajar/analisis siswa terdapat 8 informasi yang pelu
diketahui desainer tentang target populasi siswa yaitu 1) pengetahuan awal, 2)
pengetahuan sebelumnya tentang suatu topik, 3) Sikap terhadap Isi Materi dan Cara Penyampaian, 4)
Motivasi Akademik, 5) Tingkat Pendidikan dan Kemampuan Siswa, 6)
Pemilihan Cara Pembelajaran atau Pembelajaran yang disukai, 7) Sikap Siswa
terhadap Organisasi Pelatihan atau Pendidikan, 8) Karakteristik Kelompok. Pada
poin yang ketiga yaitu Sikap terhadap Isi Materi dan Cara Penyampaian,
bagaimana cara kita sebagai pendidik dapat menyusun sikap-sikap yang harus
dimiliki siswa agar tujuan pembealjaran dapat tercapai, jelaskan menurut
pendapat anda dan berikan contoh dalam pembelajaran.
dalam menyusun program pembelajaran tentunya kita harus memperhatikan komponen sikap. jika ditanya cara menyusun sikap yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran jawabanyya kembali lagi di sesuaikan dengan KI dan KD dalam suatu pembelajaran. contoh:
BalasHapusjika dalam pembelajaran kimia yang melibatkan diskusi kelompok seperti koloid
maka sikap yang harus dimiliki oleh siswa yaiitu : sikap bertanggungbjawab kepada kelompoknya, kemudian sikap mampu menghargai pendapat,kritikan dan masukkan dari kelompok lain, sikap kerjasama yang dibangun dll.
menurut saya sebagai pendidik, agar dapat menyusun sikap-sikap yang harus dimiliki siswa agar tujuan pembealjaran dapat tercapai yaitu kita lihat dan sesuikan KI dan KD serta indikator setiap mata pelajaran terbut. sehingga dapat dirumuskan butir butir sikap yang harus dimiliki siswa untuk tiap mata pelajaran.
BalasHapusmisalnya pada materi yang berbasis praktikum tentang asam basa, butir bitir sikap yang harus dimiliki siswa yaitu:
1. Rasa ingin tahu
2. Jujur dalam menggunakan data percobaan untuk membuktikan suatu larutan asam basa (menggunakan data apa adanya dan hasilnya sesuai dengan data percobaan)
3. Teliti dalam mengolah dan menganalisis data
4. Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan
Siswa mungkin memiliki kesan atau sikap tentang topik yang akan diajarkan dan bahkan mungkin bagaimana pembelajaran akan disampaikan.GURU harus MENYUSUN SIKAP TERSEBUT PADA SAAT MENYUSUN RPP, LALU BISA JUGA berbagai pengetahuan pengalaman sebelumnya, dan sikap terhadap isi materi yang tercakup dalam instruksi/ pembelajaran. GURU juga harus menentukan harapan pembelajar tentang bagaimana instruksi/pembelajaran yang akan disampaikan.
BalasHapusCONTOHNYA:
KETIKA GURU MENGGUNAKAN METODE DISKUSI MAKA GURU AKAN MEMBAGI MENJADI BEBERAPA KELOMPOK . DISITU GURU AKAN MELIHAT SIKAP KERJASAMA DARI INDIVIDU DIKELOMPOKNYA MASING-MASING.
Menurut saya cara yg dilakukan sebagai pendidik utk menyusun sikap-sikap yang harus dimiliki siswa agar tujuan pembealjaran dapat tercapai:
BalasHapusMenyesuaikan KI, KD dan IPK dalam pembelajaran Kimia.
Sikap yang harus dimiliki siswa : perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi.
cara kita sebagai pendidik dapat menyusun sikap-sikap yang harus dimiliki siswa agar tujuan pembealjaran dapat tercapai adalah menyusunnya di mulai dari KI,KD,indikator dan tujuan yang ada pada RPP.
BalasHapusContohnya pada proses pembelajaran di kelas dengan diskusi,sikap yang diharapkan muncul pada diri siswa adalah berani beragumen,jujur,saling menghargai,toleransi,jujur, dan sopan.
Siswa mungkin memiliki kesan atau sikap tentang topik yang akan diajarkan dan bahkan mungkin bagaimana pembelajaran akan disampaikan. Para desainer harus menentukan, dari sampel perlengkapan pembelajar, berbagai pengetahuan pengalaman sebelumnya, dan sikap terhadap isi materi yang tercakup dalam instruksi/ pembelajaran. Desainer juga harus menentukan harapan pembelajar tentang bagaimana instruksi/pembelajaran yang akan disampaikan.
BalasHapusDan untuk menyusun sikap-sikap yang harus dimiliki siswa agar tujuan pembealjaran dapat tercapai guru harus menyesuai ikan deng kurikulum yang ada, kemudian ki dan kd dalam materi yang akan diajarkan. Baru guru bisa memasukakn sikap siswa yang seperti apa yang di harapkan untuk pembelajaran tersebut.
Contohnya: pada pembelajaran kimia dengan materi laju reaksi, siswa dituntuk untuk membuat praktikum sederhana. Kemudian di dalam maktikum sikap yang diharapkan adalah bertanggung jawab dengan praktikum yang siswa lakukan, dan teliti dalam percobaan dan kritis dalam mencari literature yang akan siswa gunakan dalam persentasi.
Cara kita sebagai pendidik dapat menyusun sikap-sikap yang harus dimiliki siswa agar tujuan pembealjaran dapat tercapai terkait Sikap siswa terhadap Isi Materi dan Cara Penyampaian guru, ialah dengan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil analisis terkait konteks pembelajaran yang telah kita ketahui. Dari RPP ini sudah lengkap menjadi satu paket komplit bagi guru dalam menggamparkan seperti apa pembelajaran yang akan dilakukan, terkait sikap siswa yang bagaimana yang akan muncul terhadap isi materi yang disampaikan, kemudian langkah-langkah yang dilakukan guru dengan model/pendekatan tertentu beserta cara penyampaian guru ke siswa tentang pembelajaran.
BalasHapusCara kita sebagai pendidik dapat menyusun sikap-sikap yang harus dimiliki siswa agar tujuan pembealajaran dapat tercapai terkait sikap siswa terhadap isi materi dan Cara Penyampaian guru, ialah dengan merancang RPP nah didalam RPP tersebut ada KI, KD, Indikator, darisanalah kita dapat menyusun sikap-sikap yang harus dimiliki siswa sesuai dengan materi pelajaran.
BalasHapusmisalnya pada materi yang berbasis praktikum tentang asam basa, sikap yang harus dimiliki siswa yaitu:
1. Rasa ingin tahu
2. Jujur dalam menggunakan data percobaan untuk membuktikan suatu larutan asam basa (menggunakan data apa adanya dan hasilnya sesuai dengan data percobaan)
3. Teliti dalam mengolah dan menganalisis data
Dalam menyusun program pembelajaran tentunya kita harus memperhatikan komponen sikap.lalu bagaimana cara menyusun sikap yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran? Yaitu disesuaikan dengan KI dan KD dalam suatu pembelajaran.
BalasHapusmisalnya : dalam diskusi sikap yang diharapkan muncul adalah
1. mampu berpendapat
2. Saling menghargai pendapat teman
3. jujur,
dan sebagainya.