Landasan filosofi kurikulum
Landasan Filosofi Kurikulum
Menurut John Goodlad,
filosofi adalah titik awal dalam pembuatan keputusan kurikulum dan dasar untuk
semua keputusan selanjutnya. Filsafat menjadi kriteria untuk menentukan tujuan,
maksud, dan tujuan kurikulum. Menurut Thomas Hopkins, filosofi telah memasuki
setiao keputusan penting yang pernah dibuat tentang kurikulum dan pengajaran di
masalalu dan akan terus menjadi dasar setiap keputusan penting dimasadepan.
Empat filosofi utama telah mempengaruhi pendidikan
A.S.: idealisme, realisme, pragmatisme, dan eksistensialis:
a.
1.Idealisme
Bagi idealis, belajar
adalah proses intelektual terutama yang melibatkan mengingat dan bekerja dengan
gagasan; pendidikan benar-benar memperhatikan masalah konseptual. Pendidik
idealis lebih memilih kurikulum yang menghubungkan gagasan dan konsep satu sama
lain. Kurikulum bersifat hirarkis; itu merupakan warisan budaya umat manusia
dan didasarkan pada disiplin belajar, seperti yang dicontohkan oleh kurikulum
seni liberal. Di bagian atas hierarki adalah subjek yang paling abstrak:
filsafat dan teologi. Matematika juga penting karena mengolah pemikiran
abstrak. Sejarah dan peringkat pustaka tinggi karena mereka menawarkan model
moral dan budaya. Bahasa juga penting karena memungkinkan komunikasi dan
pemikiran konseptual. Jenjang kurikuler yang paling adalah ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan hubungan sebab-akibat tertentu.
2. Realisme
Aristoteles sering
dikaitkan dengan perkembangan realisme, aliran pemikiran tradisional lainnya.
Filsafat Thomas Aquinas, yang menggabungkan realisme dengan doktrin Kristen,
mengembangkan sebuah cabang dari realisme yang disebut Thomisme, di mana
sebagian besar pendidikan Katolik kontemporer berakar. Prinsip instruksional
Johann Pestalozzi, yang dimulai dengan benda-benda konkret dan diakhiri dengan
konsep abstrak, didasarkan pada realisme. Pendidik modern seperti Harry Broudy
dan John Wild memimpin kaum realis. Realis memandang dunia dalam hal objek dan
materi. Orang bisa mengenal dunia melalui indra dan alasan mereka. Semuanya
berasal dari alam dan tunduk pada hukumnya. Perilaku manusia itu rasional bila
sesuai dengan hukum alam dan bila diperintah oleh hukum fisik dan sosial.
Aristoteles percaya bahwa segala sesuatu memiliki tujuan dan tujuan manusia
adalah untuk berpikir. Namun, dalam Buddhisme, kedamaian sejati bukan berasal
dari pemikiran tentang sesuatu, tapi tidak memikirkan apapun. Bagi Aristoteles,
dan kemudian Aquin punya tujuan, dan pendidikan harus menyinari tujuan.
Aristoteles mendorong orang untuk menjalani kehidupan moderat yang rasional,
berjuang untuk "mean emas," sebuah kompromi antara ekstrem. Seperti
idealis, realis menekankan kurikulum yang terdiri dari area konten terpisah,
seperti sejarah dan zoologi. Juga seperti idealis, realis memberi peringkat
subjek yang paling umum dan abstrak di puncak hirarki kurikuler. Pelajaran yang
menumbuhkan logika dan pemikiran abstrak ditekankan. Ketiga R itu dasar bagi
pendidikan. Sedangkan kaum idealis menganggap pelajaran klasik itu ideal karena
mengandung kebenaran moral yang abadi, nilai realis sama dengan ilmu pengetahuan.
3. Pragmatisme
Berbeda dengan
filosofi tradisional, pragmatisme (juga disebut sebagai eksperimentalisme)
adalah berdasarkan perubahan, proses, dan relativitas. Sedangkan idealisme dan
realisme menekankan materi pelajaran, pragmatisme menafsirkan pengetahuan
sebagai proses di mana realitas terus berubah. Belajar terjadi saat orang
tersebut terlibat dalam pemecahan masalah, yang dapat dipindahtangankan ke
berbagai macam subyek dan situasi Baik pelajar dan lingkungan pelajar selalu
berubah. Pragmatis menolak gagasan tentang kebenaran yang tidak berubah dan
universal. Satu-satunya panduan yang dimiliki orang ketika mereka berinteraksi
dengan dunia sosial atau lingkungan mereka adalah generalisasi, pernyataan yang
ditetapkan tunduk pada penelitian lebih lanjut dan verifikasi.Bagi pragmatis,
pengajaran harus berfokus pada pemikiran kritis. Pengajaran lebih eksploratif
dari penjelasan. Metode ini lebih penting daripada materi pelajaran.
4.
Eksistensialis
Menurut filsafat
eksistensialis, orang terus membuat pilihan dan dengan demikian
mendefinisikannya diri. Kita adalah apa yang kita pilih; Dengan berbuat
demikian, kita membuat esensi kita sendiri, atau identitas diri. Oleh karena
itu, esensi yang kita ciptakan adalah produk dari pilihan kita; Ini tentu saja
bervariasi individu. Eksistensialis menganjurkan agar siswa bebas memilih
bagaimana dan apa yang mereka pelajari. Kritikus berpendapat bahwa pilihan
bebas semacam itu akan terlalu tidak sistematis dan laissez-faire, terutama di
tingkat sekolah dasar Eksistensialis percaya bahwa pengetahuan yang paling
penting adalah pengetahuan dari kondisi manusia. Pendidikan harus mengembangkan
kesadaran akan pilihan dan signifikansinya. Eksistensialis menolak
pengenaan norma kelompok, wewenang, dan tatanan yang mapan. Mereka mengenali
beberapa standar, kebiasaan, atau pendapat yang tidak
terbantahkan. Beberapa kritikus (terutama kaum
tradisionalis atau konservatif) mengklaim bahwa eksistensialisme terbatas
aplikasi ke sekolah karena pendidikan di masyarakat kita - dan di sebagian
besar masyarakat modern lainnya – melibatkan pembelajaran dan sosialisasi yang
dilembagakan, yang membutuhkan pengajaran kelompok.
PERMASALAHAN
Kondisi pendidikan Indonesia sejatinya telah memiliki dasar filosofis yang cukup baik yaitu filosofi Pancasila. Bagaimana dalam praktiknya dalam kondisi saat ini, apakah telah tercipta pendidikan yang berdasarkan pancasila?
Pancasila adalah ideologi atau dasar negara indonesia yang memiliki fungsi sebagai pandangan hidup dan kepribadian bangsa, sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang turun-temurun melalui pengajaran, pembelajaran, dan pelatihan, lalu bagaimana dalam praktiknya apakah sudah tercipta pendidikan berdasarkan pancasila ?
BalasHapusMenurut pendapat saya hal ini bisa kita kaitkan kepada falsafat pendidikan, jika pendidikan saat ini didasarkan dengan falsafat maka secara tidak langsung akan tercipta pendidikan berdasarkan pancasila, namun dalam realita yang ada saat ini belum tercipta pendidikan berdasarkan pancasila, contoh sederhananya yaitu masih banyak orang yang belum mampu menelaah sisla-sila yang terdapat dalam pancasila baik dalam dunia pendidikan maupun dalam keseharian.
pada dasarnya didalam kurikulum indonesia telah menerapkan pendidikan berdasarkan pancasila. terbukti dalam kurikulum 2013 revisi kurikulum 2017. Dimana dituliskan terdapat 3 komponen penting yang tedapat dalam kurikulum saait ini di antaranya pendidikan karakter, kopetensi dan literasi.ketiga komponen penting ini mengacu kepada pendidikan berdasarkan pancasila. seperti contoh pendidikan karakter dimana siswa di tuntut beriman dan bertaqwa itu terdapat pada sila pertamad, kemudian cinta tanah air terdapat pada sila ke tiga.
BalasHapusDengan demikian menurut pendapat saya kurikulum diindonesia sudah menerapkan pendidikan berdasarkan pancasila.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar di dunia lainnya. Bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila juga dijadikan pedoman dalam pelaksaan pemerintahan.
BalasHapusUntuk itu dalam hal memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia, Pancasila mempunyai beberapa tujuan Pokok yang salah satunya yaitu tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional di Indonesia adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional Indonesia
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang ada dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dengan demikian menurut pendapat saya berdasarkan uraian diatas, kurikulum di Indonesia sudah menerapkan pendidikan berdasarkan Pancasila
secara umum filsafat pancasila didefinisikan sebagai hasil berfikir atau sebuah pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa indonesia yang di anggap, dipercaya, dan diyakini sebagai suatu norma dan nilai yang adil, benar, baik, bijaksana, dan paling adaptif dengan kondisi bangsa ini. filsafat pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah tentang hakikat pancasila. indonesia dalam pendidikannya mendasari dari falsafat dan tentu saja falsafat pancasila. jika di tanya bagaimana keterlaksanaannya apakah sudah sesuai dengan pancasila,dalam beberapa hal bisa dikatakan sudah mengikuti pancasila. seperti pada sila pertama pancasila, " keTuhanan Yang Maha Esa". seperti yang kita tau dalam dunia pendidikan,agama merupakan hal yang penting. dalam hal kecil saja,sebelum memulai pelajaran pasti akan di mulai dengan membaca doa terlebih dahulu.
BalasHapusMenurut saya pendidikan di Indonesia saat ini sudah berdasarkan Pancasila karena kurikulum yang ada sudah dibuat berdasarkan Pancasila.
BalasHapusBicara soal filosofi kurikulum maka akan ada 5 landasan filosofi mengenai hal itu. Tapi jika kita bicara soal filosofi pancasila maka yang ada terpikirkan hanyalah pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara. Artinya seluruh aspek "HARUS" menuju ke pancasila. Maka tidak hanya kurikulum, bahkan hukum dan budaya juga harus mengarah ke sana. Maka Indonesia memang telah menjalankan pendidikan sesuai dengan pancasila.
BalasHapusPancasila yang kita akui dan terima sebagai filsafat dan pandangan hidup bangsa kita, yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, dijadikan pula filsafat pendidikan kita.
BalasHapusPendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan jaman. Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila, yang kemudian diuraikan dalam sejumlah butir-butir sebagai penjelasan makna tiap sila, diuraikan selanjutnya dalam tujuan-tujuan yang lebihkongkrit berupa tujuan-tujuan institusional, antara lain yang harus dicapai olehtiap tingkatan dan jenis sekolah.
Dalam mengajar guru hrs mengaplikasikan nilai2 pancasila dan menanamkan pd siswa.